BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Minggu, 23 November 2014

KLASIFIKASI TEMPAT PENIMBUNAN LIMBAH PADAT

KLASIFIKASI TEMPAT PENIMBUNAN LIMBAH PADAT

            Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).

            Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.

            Pembuatan penimbunan limbah padat sangat penting terutama untuk kehidupan kita, kesehatan dan lingkungan. Hal ini ditujukan untuk menstabilkan limbah padat dan membuatnya menjadi bersih melalui penyimpanan limbah secara benar dan penggunaan fungsi metabolis alami yang benar.

            Lokasi penimbunan limbah digolongkan ke dalam 5 jenis menurut struktur sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1 dan Gambar 1. Dari segi mutu lindi dan gas yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah, baik metode penimbunan limbah semi-aerobik maupun aerobik yang dikehendaki.
Tabel 1. Klasifikasi Struktur Penimbunan limbah
  
                                                  Klasifikasi Struktur Penimbunan limbah
          Meskipun ini limbah padat tetap saja jika tidak diolah dan tidak ditempatkan dengan benar maka akan menjadi limbah cair,dan gas atau sebagai nya karena dampaknya yang saling berhubungan , diantara lain contoh nya adalah :

(a) Pencemaran air
Lindi atau cairan yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah, jika tidak diolah akan, mencemarkan sungai, laut dan air tanah.
(b) Pembentukan gas
Gas utama yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah adalah metan, amonium, hidrogen sulfida, dan karbon dioksida.
(c) Bau tak sedap
Ada dua jenis bau tak enak yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah. Pertama adalah bau yang ditimbulkan dari limbahnya sendiri, yang lainnya adalah gas yang ditimbulkan melalui dekomposisi limbah.
(d) Hama dan vektor
Limbah dapur cenderung menjadi sarang lalat, dan menarik tikus dan burung gagak.










               

Syarat Pembuatan Tempat Sampah yang Baik dan Benar - Pembuangan Limbah Rumah Tangga Manusia

Syarat Pembuatan Tempat Sampah yang Baik dan Benar - Pembuangan Limbah Rumah Tangga Manusia

     Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).

   Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. 

   Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia, yang keberadaannya banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik. Apabila dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Apabila dibakar akan menimbulkan pengotoran udara. Kebiasaan membuang sampah disungai dapat mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir. Dengan demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber pencemar pada tanah, badan air dan udara.

      Pengertian lain menyebutkan, sampah adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat sebagai akibat aktivitas manusia, yang dianggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh pemiliknya dan dibuang sebagai barang yang tidak berguna. Sampah yang dihasilkan dari jasa boga pada umumnya berupa sampah organik yang sangat baik untuk makanan maupun tempat berkembang biaknya serangga terutama lalat dan tikus. Oleh karena itu sampah yang dihasilkan hendaknya langsung dimasukkan ke dalam tempat yang mudah ditutup sehingga tidak sempat menjadi makanan lalat dan tikus.

    Setiap hari manusia menghasilkan sampah baik yang merupakan sampah rumah tangga maupun sampah industri yang bermacam-macam bentuk dan jenisnya. Sampah jika tidak diurus dan dikelola dengan baik dapat menyebabkan masalah lingkungan yang sangat merugikan. Sampah yang menumpuk dan membusuk dapat menjadi sarang kuman dan binatang yang dapat mengganggu kesehatan manusia baik badan maupun jiwa, serta mengganggu estetika lingkungan karena terkontaminasi pemandangan tumpukan sampah dan bau busuk yang menyengat hidung.

     Berikut ini adalah hal-hal yang wajib diperhatikan dalam mengelola tempat sampah rumah tangga / tempat pembuangan sampah pribadi di rumah-rumah :

1. Pisahkan sampah kering / non organik dengan sampah basah / organik dalam wadah plastik.
2. Tempat sampah harus terlindung dari sinar matahari langsung, hujan, angin, dan lain sebagainya.
3. Hindari tempat sampah menjadi sarang binatang seperti kecoa, lalat, belatung, tikus, kucing, semut, dan lain-lain
4. Buang sampah dalam kemasan plastik yang tertutup rapat agar tidak mudah berserakan dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Selain itu juga memudahkan tukang sampah dalam mengambil sampah. Jangan biarkan pemulung mengobrak-abrik sampah yang sudah dibungkus rapi.
5. Tempat sampah harus tertutup aman dari segala gangguan namun mudah dijangkau petugas kebersihan.
6. Jangan membakar sampah di lingkungan padat penduduk karena dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan orang lain.

Sumber : http://www.organisasi.org/1970/01/syarat-pembuatan-tempat-sampah-yang-baik-dan-benar-pembuangan-limbah-rumah-tangga-manusia-ilmu-kesehatan-lingkungan.html



Jumat, 14 November 2014

MENANGANI LIMBAH PLASTIK YANG SUSAH UNTUK DI HANCURKAN

MENANGANI LIMBAH PLASTIK YANG SUSAH UNTUK DI HANCURKAN

Sampah plastik adalah bahan buangan yang terbuat dari plastik yang sudah tidak terpakai dan tidak bermanfaat lagi bagi kehidupan manusia. Sampah plastik dapat menjadi berguna kembali setelah sampah plastik tersebut didaur ulang.


Daur ulang plastik adalah melakukan proses dasar daur ulang untuk mengolah sampah plastik menjadi pellet atau bijih plastik yang merupakan bahan dasar pembentuk plastik menurut produk yang diinginkan. Dalam proses ini, jenis bahan baku yang digunakan menentukan jenis bijih plastik yang dihasilkan.
Bahan baku daur ulang dengan kualitas satu merupakan plastik yang belum pernah didaur ulang sebelumnya atau hanya pernah sekali saja didaur ulang.
Berdasarkan warna dan struktur kimia plastik:
1.      LPDE neutral (kantong dan lembaran plastik berwarna putih maupun transparan).
2.      LPDE black (kantong dan lembaran plastik berwarna hitam maupun sedikit campuran warna yang lain)
3.      LLDPE
4.      Produk yang dihasilkan melalui proses daur ulang berupa pellet atau bijih plastik dengan ukuran 4-6 mm.



Tahapan proses daur ulang digolongkan menjadi 2 bagian besar, yaitu:
·         Bagian proses sortir bahan baku yang  menggunakan tenaga manusia.
·         Bagian proses yang menggunakan mesin.
·         Sortir
merupakan proses pemisahan yang pertama kali dilakukan. Pada proses ini dilakukan  pekerjaan untuk memisahkan bahan baku yang datang dan membuang material/ benda asing yang tidak diharapakan masuk ke dalam proses.
PEMOTONGAN
Proses ini dilakukan untuk mengurangi ukuran material dan mempermudah  proses selanjutnya, dengan cara memotong atau merajang plastik dalam bentuk asalnya (kantong atau lembaran plastik).
PENCUCIAN
Tujuan : agar tidak menggangu proses penggilingan.
Terdiri dari 2 tahap, yaitu:
1.      Prewashing
Untuk memisahkan material-material asing terutama agar tidak ikut dalam proses selanjutnya Menggunakan media cair sebagai sarana untuk  mencuci material dan membawa     material asing keluar dari proses.
2.   Pencucian Tahap 2:
Menggunakan mesin friction water.Materi dicuci kembali oleh ulir menanjak yang berputar pada putaran tinggi sehinggga hasil dari friksi dapat melepaskan material asing yang masih terdapat pada bahan.Masih menggunakan media air untuk membawa material asing keluar dari proses.

PENGERINGAN
·         Secara mekanik yaitu dengan memeras material dengan gerakan memutar sehingga air dapat keluar
·         Dengan menguapkan air pada suhu tertentu agar bahan benar-benar terbebas dari suhu yang melekat

PEMANASAN
·         Material yang telah bersih dari pengotor dilelehkan dengan proses pemanasan material pada suhu 2000
·         Suhu panas dihasilkan oleh heater.
·         Selanjutnya lelehan dialirka untuk menuju proses penyaringan

PENYARINGAN
·         Dilakukan dengan lembaran besi yang dilobangi sebesar kira-kira 4mm di seluruh permukaannya.
·         Diharapkan lelehan plastik akan melewati saringan ini untuk menghasilkan lelehan plastik berbentuk silinder panjang yang nantinya akn dipotong-potong.

PENDINGINAN
Setelan berbentuk silinder, material dilewatkan pada air dingin sebagai media pendingin.

PENCETAKAN/ PENGGILINGAN
·         Pencetakan bijih plastik dilakukan dengan membentuk lelehan plastik menjadi berbentuk mie dengan diameter 4 mm.

PEMBUNGKUSAN
·         Dilakukan [embungkusan terhadap material kering dalam karung plastik
·         Pemeriksaan untuk mengetahui apakah proses produksi berjalan baik.

Jadi semua proses ini dilakukan untuk meminimalisir menumpuknya sampah plastic yang ada di dunia ini,karna sudah dapat diketahui bahwa sampah atau limbah plastic ini adalah limbah yang sulit untuk di hancurkan dan membutuhkan waktu yang lama, maka sebab itu langkah proses ini sangat membantu dalam mengurangi limbah plastic.

Setelah dilakukannya proses tersebut,maka bias kita simpulkan dan dapat kita lihat bahwa bahan platik ini bias berguna dan dapat di daur ulang lagi untuk menghasilkan ekonomi dan kehidupan baik di dunia, semua proses yang dilakukan sangatlah penting dan menguntungkan bagi semuanya, karna dari hasil proses tersebut bias diolah lagi dan dapat di manfaatkan lagi,dan kita bias mengurangi pencemaran dari limbah plastic ini dan mengurangi keindahan bumi ini yang banyak dengan sekali limbah platik yang dibiarkan saja dan tidak diproses.

Sumber : http://www.slideshare.net/naviaekas/pengolahan-limbah-plastik




Jumat, 07 November 2014

METODE PEMILIHAN LIMBAH PADA TEKNIK LINGKUNGAN HIDUP

METODE PEMILIHAN LIMBAH PADA TEKNIK LINGKUNGAN HIDUP

      Dalam penapisan pengolahan limbah sebelum cara pengolahanya yang perlu diperhatikan adalah Karakteristik air limbah karena hal ini akan menentukan bagaimana cara pemilihan metode Pengolahan air limbah yang tepat dan tidak berbahaya lagi bagi lingkungan, kaeakter yang menentukan metode pengolahan limbah ini ada 3 yaitu:
1.     Karakteristik fisik
       Pengolahan ini terutama ditujukan untuk air limbah yang tidak larut (bersifat tersuspensi), atau dengan kata lain buangan cair yang mengandung padatan, sehingga menggunakan metode ini untuk pemisahan.
2.     Karakteristik kimiawi
       Pengolahan secara kimia adalah proses pengolahan yang menggunakan bahan kimia untuk mengurangi konsentrasi zat pencemar dalam air limbah. Proses ini menggunakan reaksi kimia untuk mengubah air limbah yang berbahaya menjadi kurang berbahaya. Proses yang termasuk dalam pengolahan secara kimia adalah netralisasi, presipitasi, khlorinasi, koagulasi dan flokulasi. Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa phospor dan zat organik beracun, dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Pengolahan secara kimia dapat memperoleh efisiensi yang tinggi akan tetapi biaya menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia
3.     Karakteristik bakteriologis
       Semua polutan air yang biodegradable dapat diolah secara biologis, sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologis dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Pengolahan air limbah secara biologis, antra lain bertujuan untuk menghilangkan bahan organik, anorganik, amoniak, dan posfat dengan bantuan mikroorganisme. Setelah kita mengetahui persis karakter limbah yang ingin kita olah barulah kita mementukan metode nya dia antara lain adalah :
1) Filtrasi
     Metode untuk mengolah limbah cair yang dikenal sebagai filtrasi, mengeluarkan partikel dalam air limbah dengan meraih partikel dan membiarkan aliran air yang tersisa melalui membrane
2) Aerasi
    Aerasi sederhana berarti bahwa udara dibawa ke air. Air menjadi oksigen oleh udara. Proses ini selesai untuk menyingkirkan bau busuk menciptakan bahan kimia.
3) Metode lahan basah
     Perlakuan air limbah dengan cara lahan basah alami atau buatan manusia lahan basah. Rawa ini memberikan filter dengan membiarkan tanaman air dan batuan untuk memisahkan limbah padat dari air. Metode lahan basah juga menghilangkan bau dengan menggunakan metode biologis menghilangkan bakteri dan molekul bau yang dipecah.
     System menggunakan teknologi yang lebih canggih antara lain Zero DischargeBEE’s System, danAnaEG Technology. Yang bertujuan untuk menuju Hasil yang sama yang diinginkan dengan semua metode dan itu adalah untuk membuat air daur ulang dan siap untuk digunakan lagi.

Sumber : http://taufikramdhan401.wordpress.com/2014/11/04/metode-pemilihan-limbah-berdasarkan-karakterisitik-pada-teknik-lingkungan-hidup/

Minggu, 26 Oktober 2014

PENANGANAN LIMBAH CAIR

PENANGAN LIMBAH CAIR

Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Proses- proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial.

1.             Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secara fisika.
a.          Penyaringan ( Screening )

Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan.  Metode penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.
                 
                  b.      Pengolahan Awal  (Pretreatment)

Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.

                  c.       Pengendapan

Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di    tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).

                  d.      Pengapungan (Floation)

Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel –partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan.
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan). Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.

2.            Pengolahan Sekunder (Secondary  Treatment)

Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons) .

                  a.      Metode Trickling Filter

Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan  ± 1 – 3 m. limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan.

                  b.      Metode Activated Sludge

Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen).
Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih dperlukan.

                  c.     Metode Treatment ponds/ Lagoons

Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen.
Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut.

3.            Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)

Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman.
Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.

4.            Desinfeksi (Desinfection)

Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik.
Dalam menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
·                     Daya racun zat
·                     Waktu kontak yang diperlukan
·                     Efektivitas zat
·                     Kadar dosis yang digunakan
·                     Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
·                     Tahan terhadap air
·                     Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз).Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.

5.            Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).

Kesimpulan

            Dari semua tahapan-tahapan atau proses-proses yang telah dijelaskan tadi, maka sebaiknya kita dapat mempelajari dan mengambil hikmah bahwa limbah-limbah cair yang ada disekitar kita dapat diolah atau dikelola dengan baik, dengan syarat semua harus sesuai dengan prosedur atau tata cara yang ada. Dan yang terpenting adalah, kesadaran kita sebagai makhluk yang juga ikut menghasilkan sampah atau limbah setiap hari, wajib hukumnya untuk juga ikut bertanggung jawab mengelola dengan baik dan bijaksana agar dapat menciptakan lingkungan hidup yang aman, nyaman dan indah untuk semua.


Sumber : http://sedotwcjakarta.net/blog/info/penyebab-dampak-pencemaran-limbah-padat-cair-gas-industri-rumah-tangga/