BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Senin, 31 Desember 2012

Individu, Keluarga dan Masyarakat


Individu, Keluarga dan Masyarakat

            Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan makhluk yang lainnya. Hal itu disebabkan karena manusia memiliki akal dan pikiran yang dibekali oleh Tuhan Yang Maha Esa. Manusia pun juga memiliki naluri. Naluri untuk hidup lebih baik, untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, naluri untuk dapat hidup dengan layak dan sebagainya. Namun, manusia tidak dapat hidup sendiri, karena manusia tidak dapat beraktifitas atau melakukan semua kegiatannya secara sendiri. Oleh karena itu, manusia disebut makhluk sosial. Makhluk sosial itu makhluk yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu akan membutuhkan bantuan orang lain. Tetapi, setiap manusia diwajibkan untuk berusaha terlebih dahulu, tidak harus selalu mengharapkan bantuan dari orang lain, karena manusia pun makhluk individu. Yang dimaksud makhluk individu adalah setiap manusia memliki kebutuhan berbeda, keinginan berbeda sehingga melakukan aktifitasnya masing-masing.

            Tetapi secara harfiah, individu memiliki arti khusus. Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan. Nah sudah jelas bukan bahwa individu itu adalah manusia perseorangan.

            Pengertian lain dari individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64). Individu yang baik itu tergantung dari pribadinya masing-masing, tegantung mau dibawa kemanakan pribadinya tersebut. Baik ataupun buruknya pasti akan membawa dampak dan efek baik untuk dirinya sendiri, maupun untuk orang disekitarnya. Oleh karena itu, pola pribadi seseorang itu pasti berbeda sesuai apa yang dikatakan oleh Hartomo tadi pada kutipan diatas.

            Secara umum, ada kemungkinan individu dapat menjadi seorang individu yang baik, ataupun yang buruk. Yang pertama, individu yang baik atau yang buruk itu bisa diciptakan dari pribadi atau dalam dirinya masing-masing. Yang kedua, dari faktor pergaulan atau kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitarnnya. Yang ketiga, dari cara dan pola pikir individu tersebut. Yang keempat, dari perkembangan teknologi yang berasal dari dunia maya, karena dunia maya dapat memberikan suatu pengaruh yang baik maupun buruk. Yang kelima, dari didikan orang terdekatnya, seperti orang tua atau saudaranya. Namun yang jelas, setiap individu pasti ingin menjadi seorang yang memiliki karakter atau kepribadian yang baik, bukan yang jelek atau buruk. Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya dengan manusia.
           
Setiap individu pasti memliki keluarga, dimana keluarga adalah asal muasal terbentuknya setiap individu. Pengertian dari keluarga menurut Narwoko adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Di masyarakat mana pun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu (Narwoko dan Suyanto, 2004, p. 14). Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah dan bersatu. Keluarga inti ”nuclear family” terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.

Keluarga dapat dibedakan menjadi dua, yakni keluarga batih atau keluarga inti (conjugal family) dan keluarga kerabat (consanguine family). Conjugal Family atau keluarga batih didasarkan atas ikatan perkawinan dan terdiri dari seorang suami, istri, dan anak-anak mereka yang belum kawin. Lain halnya dengan consanguine family. Keluarga hubungan kerabat sedarah atau consanguine family tidak didasarkan pada pertalian kehidupan suami istri, melainkan pada pertalian darah atau ikatan keturunan dari sejumlah orang kerabat. Keluarga kerabat terdiri dari hubungan darah dari beberapa generasi yang mungkin berdiam pada satu rumah atau mungkin pula berdiam pada tempat lain yang berjauhan. “Kesatuan keluarga consanguine ini disebut juga sebagai extended family atau keluarga luas” (Narwoko dan Suyanto, 2004, p. 14).

Dari beberapa pernyataan diatas yang telah disebutkan, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah suatu unit kecil dalam masyarakat, minimal terdiri dari dua orang, memiliki hubungan yang sah dan terikat yaitu pernikahan, memiliki hubungan sedarah, memiliki kepala keluarga sebagai pemimpin keluarga dan memiliki anggota keluarga, hidup dalam satu rumah tangga yang sah, memiliki interaksi masing-masing dalam setiap anggota keluarga maupun kepala keluarga, memiliki peran dan fungsi masing-masing, memiliki rasa saling memiliki, saling menghormati, saling menghargai satu sama lain, bisa memperkenalkan, mempertahankan kebudayaannya, mempunyai peraturan yang dibuat berdasarkan kesepakatan seluruh anggota keluarga dan tidak boleh dilanggar oleh siapapun termasuk kepala keluarga itu sendiri.

Keluarga sangat berperan bahakan bisa dibilang merupakan peran terpenting dalam membentuk suatu individu. Baik secara fisik, moral, mental maupun kepribadian, semua itu yang mengatur atau mempengaruhi suatu individu adalah keluarga. Apabila dalam keluarga tersebut, suatu individu di didik dengan cara yang baik dan benar, maka akan menghasilkan suatu individu yang baik dan benar pula. Namun sebaliknya, jika suatu individu di didik dengan cara yang salah, maka akan menghasilkan pula suatu individu yang salah pula, baik dari mental, kepribadian, tingkah laku dan tata krama, dan sebagainya. Oleh karena itu, apabila ada suatu individu yang memiliki kepribadian yang baik ataupun jahat, itu semua pasti didasarkan kepada keluarganya.

Dalam sebuah keluarga, tentu setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing yang jelas-jelas berbeda. Mulai dari seorang ayah, seorang ibu sampai seorang anak tentu memiliki peran masing-masing. Peran yang mereka jalankan tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kondisi keluarganya dan jalan kehidupan keluarganya.

 Pertama dimulai dengan peran seorang ayah. Seorang ayah harus memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, besar dan bertanggung jawab, karena seorang ayah berperan utama sebagai pemimpin sebuah keluarga. Lalu harus bisa berperan menjadi seorang ayah dari anak-anaknya dan menjadi seorang suami dari istrinya. Seorang ayah berperan juga sebagai pencari nafkah atau bisa menjadi tulang punggung keluarganya. Berperan pula sebagai pelindung bagi seluruh anggota keluarganya,sebagai pendidik untuk istri dan anak-anaknya, sebagai pemberi rasa aman dan nyaman dalam keluarganya. Terkadang seorang ayah juga harus bisa menjadi seorang ibu, dalam arti bisa melakukan semua atau setidaknya sebagian tugas dari seorang ibu apabila suatu saat ditinggal oleh istrinya kelak. Itu semua wajib dan mutlak harus dimiliki oleh setiap ayah dalam sebuah keluarga.

Lalu yang kedua adalah peran seorang ibu. Seorang ibu juga memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah keluarga. Seorang ibu harus memiliki jiwa penyayang, penyabar dan harus memiliki sikap serta sifat yang keibuan. Peran utama seorang ibu adalah mengurus rumah tangganya. Seorang ibu harus bisa berpean menjadi sebagai ibu dari anak-anaknya dan sebagai istri dari suaminya. Lalu seorang ibu juga harus bisa berpean sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya. Seorang ibu berperan sebagai pelindung bagi keluarganya pula walaupun itu merupakan peran seorang ayah. Seorang ibu dapat berperan pula sebagai pembantu suaminya untuk mencari nafkah, walaupun itu merupakan tugas utama seorang suami. Terkadang seorang ibu juga harus bisa menjadi seorang ayah, dalam arti bisa melakukan sebagian yang biasa diperankan oleh seorang ayah, seperti mencari nafkah, pemberi rasa aman dan nyaman, apabila suatu saat suaminya dalam kondisi yang tidak baik atau ditinggal oleh suaminya kelak. Itu semua wajib dan mutlak harus dimiliki oleh setiap ibu dalam sebuah keluarga.

Lalu yang ketiga adalah peran seorang anak. Dalam sebuah keluarga, anak juga memiliki peran yang tidak kalah pentingnya. Pertama peran seorang anak adalah melaksanakan semua perintah atau tugas yang telah diberikan oleh sang ayah atau sang ibu yang tentu harus dilaksanakan selama itu positif dan baik. Harus menghormati kedua orang tuanya dan mematuhi semua peraturan yang ada atau yang telah dibuat. Harus bisa menjadi penyemangat bagi kedua orang tuanya dan penghibur agar menciptakan suasana yang lebih harmonis dan nyaman. Bisa membantu kedua orang tuanya bila dalam keadaan sulit atau keluarganya dalam keadaan yang tidak baik. Itu semua setidaknya harus bisa diperankan oleh setiap anak dalam keluarga.

Setiap keluarga pasti memiliki tugas yang pada dasarnya tugasnya itu semua sama pada setiap keluarga. Ada delapan tugas pokok yang menjadi tugas setiap keluarga. Berikut adalah beberapa tugas yang merupakan tugas pokok keluarga :
1.     Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya. 
2.     Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3.     Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing. 
4.     Sosialisasi antar anggota keluarga. 
5.     Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6.     Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga. 
7.     Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas. 
8.     Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
Nah tugas-tugas tersebut wajib dijalankan karena pada dasarnya sangat menyangkut dengan kelangsungan hidup dalam berkeluarga dan tentunya bila ingin menjadi sebuah keluarga yang baik harus bila menjalankan setiap poin-poin yang disebutkan diatas tadi.

            Selain tugas, keluarga juga memiliki fungsi yang dapat dijalankan. Fungsi setiap keluarga bisa berbeda namun memiliki inti yang sama. Fungsi-fungsi tersebut tentunya sangat berguna untuk setiap anggotanya maupun untuk kelangsungan hidup setiap keluarga. Fungsinya antara lain adalah fungsi pendidikan (fungsinya untuk mendidik dan untuk mendewasakan anak yang dibina oleh kedua orangtuanya). Fungsi yang kedua adalah fungsi rohani atau religius (fungsinya untuk mengenalkan kepada anak dan keluarga tentang pentingnya ilmu religius dalam kehidupan dan dapat menanamkan keyakinan kepada keluarga bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini). Fungsi yang ketiga adalah fungsi perlindungan (fungsinya untuk melindungi seluruh anggota keluarga dimana peran utamanya adalah orangtua yang melindungi dari berbagai ancaman yang dapat merusak atau mengganggu kehidupan keluarga tersebut). Fungsi yang keempat adalah sosialisasi (fungsinya untuk memperkenalkan cara bersosialisasi dengan baik dan benar dengan masyarakat atau lingkungan sekitar yang seharusnya diperkenalkan sejak anak usia remaja atau bahkan dini). Yang kelima adalah fungsi ekonomis (fungsinya untuk mencari sumber-sumber kehidupan terutama masalah keuangan yang tentunya menjadi tanggung jawab seorang ayah atau suami), Yang keenam adalah fungsi rekreatif ( fungsinya untuk memberikan hiburan yang kesannya menyenangkan, mempererat hubungan dan sosialisasi dengan keluarga tetapi tidak harus selalu dengan berekreasi atau bertamasya). Yang ketujuh adalah fungsi biologis (fungsinya untuk memberikan pengetahuan tentang pentingnya menerusnya keturunan sebagai generasi penerus). Yang kedelapan adalah fungsi perasaan (fungsinya adalah untuk menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota keluarga yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar anggota keluarga).

            Fungsi keluarga lainnya juga dijelaskan oleh Narwoko dan Suyanto (Narwoko dan Suyanto, 2004, p. 214-217). Fungsinya adalah antara lain fungsi keturunan, fungsi sosialisasi atau fungsi pendidikan, fungsi ekonomi atau fungsi unit produksi, fungsi pelindung, fungsi penentuan status, fungsi pemeliharaan dan fungsi afeksi. Itu semua intinya sama seperti fungsi umum yang disebutkan tadi. Namun pengertiannya mungkin berbeda karena memiliki cara pandang dan pendapat yang berbeda.

            Keluarga adalah sekumpulan yang terbentuk dari beberapa individu yang memiliki hubungan darah dan bersatu. Namun, keluarga pun bisa membentuk suatu perkumpulan yang disebut masyarakat. Masyarakat secara umum adalah sekumpulan individu atau keluarga atau kelompok yang membentuk suatu sistem yang bisa dijalankan apabila ada interaksi antar sesama.  Dalam bahasa inggris, biasa disebut society. Berbeda dalam bahasa arab yang biasa disebut musyarak atau syakara.

            Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan pengertian masyarakat secara umum adalah sekumpulan orang yang memiliki hubungan erat, kumpulan sekian banyak individu atau kelompok yang terikat oleh adat, hukum dan peraturan, kumpulan individu-individu yang mandiri dan hidup berdampingan dalam waktu yang cukup lama, kumpulan individu yang memiliki interaksi antar sesama dan saling menguntungkan.
           
Ada beberapa faktor atau unsur-unsur  masyarakat yang disebutkan oleh Soerjono Soekanto. Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur-unsur seperti beranggotakan minimal dua orang, anggotanya sadar sebagai satu kesatuan, berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat, menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.  Itu semua bisa menjadi acuan sebagai unsur yang penting dalam sebuah sistem masyarakat.

Masyarakat dapat dikatakan baik apabila mereka memiliki komunikasi, hubungan dan kesadaran diri yang baik antarsesama. Hal itu dapat menciptakan suatu kondisi yang aman, baik,  kondusif, yang memungkinkan untuk saling bertukar pikiran(hal positif) satu sama lain, sehingga dapat saling menguntungan antarsesamanya, bukan hanya sebagian saja. Interaksi dalam masyarakat itu sangat penting, karena hal tersebut mutlak dibutuhkan untuk dapat menjalin silaturahmi, kekerabatan dan kerukunan antarsesama.

Masyarakat bisa menjadi sebuah hubungan yang erat seperti halnya persahabatan atau bahkan menjadi seperti keluarga karena memiliki hubungan seperti halnya keluarga sendiri. Namun sebaliknya, hubungan masyarakat bisa menjadi sebuah hubungan tidak harmonis apabila diwarnai oleh tindakan saling acuh tak acuh antar individu atau kelompok, saling ejek-mengejek atau mencela, munculnya sikap angkuh dan sombong dalam suatu individu karena merasa bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Itu semua harus dihindari karena dapat menimbulkan hubungan yang tidak harmonis atau bahkan dapat menimbulkan perpecahan yang terkadang masih sering terjadi.


0 komentar: